Laman

Bahasa Perempuan


Bahasa Perempuan

Mengapa Bahasa Perempuan?
            Bahasa perempuan dapat disikapi sebagai wacana, yakni cara mengatakan atau menuliskan atau membahasakan peristiwa, pengalaman, pandangan, dan kenyataan hidup tertentu. Bahasa perempuan selalu merepresentasikan model pandangan hidup tertentu, yakni gambaran sebuah konstruksi dunia uyang bulat dan utuh tentang ide hidup dan kehidupan yang sudah ditafsirkan dan diolah perempuan.
            Apakah prempuan dan laki-laki itu memang berbahasa secara berbeda? Itulah pertanyaan dalam bidang sosiolinguistik yang menarik para pakar ilmu bahasa sampai sekarang. Sudah banyak jawaban yang diberikan. Ada pandangan yang mengemukakan bahwa perempuan dan laki-laki berbahsa secara berbeda. Sebaliknya, ada juga pandangan yang tidak setuju dengan jawaban itu. Sekarang secara luas diterima bahwa perempuan dan laki-laki berbicara secara berbeda. Perempuan lebih sering dan cenderung menggunakan gaya tutur kooperatif, sebaliknya laki-laki lebih cenderung menggunakan gaya kompetitif. Laki-laki dan perempuan masih dipisahkan dalam kotomi privat versus public, dikotomi produksi versus reproduksi dan selanjutnya hasil pemisahan itu muncul dalam perbedaan bahasa dan penggunaannya, serta perbedaan sikap kepada tuturan laki-laki dan perempuan.
            Coates (1995:13-30) berpendapat bahwa penggunaan bahasa yang dibedakan secara gender berperan signifikan dalam marginalisasi perempuna dalam berbagai profesi, khusunya kemajuan dan perkembangan karier. Bidang yang tampaknya tidak memiliki “misi” tertentu, ternyata mengandung hidden agenda. Hoey (1996:150), misalnya, menemukan bahwa kamus kontemporer bahasa inggris memberikan representasi tidak semestinya kepada suara laki-laki. Kamus itu tidak hanya refleksi dari sebuah bias, tetapi juga turut serta membantu melanggengkannya.

Apa Manfaat Memahami Bahasa Perempuan?
            Memahami bahasa perempuan amat bermanfaat bagi para pengambil kebijakan, para pelaku komunikasi lintas gender, para permerhati perempuan, pengembangan ilmu bahasa, pengembangan bahasa Indonesia, dan pendidikan serta pengajaran Bahasa Indonesia.

Bagi Pengambil Kebijakan
            Kajian ini diharapkan dapat mengungkap akar permasalahan dari sudut kebahasan yang menurut penulis turut memiliki andil atau saham dalam menciptakan kesemrawutan persoalan bangsa Indonesia, baik persoalan social-politik maupun social-budaya khususnya terkait dengan relasi antara laki-laki dan perempuan. Pemahaman terhadap bahasa perempuan ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi para pengambil kebijakan dalam rangka memecahkan masalah-masalah social-budaya dan social-politik bangsa Indonesia. Akan ada sesuatu yang sangat kurang apabila suara perempuan melalui teks-teks yang dihasilakannya tidak didengarkan dan ditindaklanjuti.

Bagi Pelaku Komunikasi Lintas Gender
            Bagi perempuan, pemahaman terhadap bahasa perempuan diharpakan dapat memberikan sebuah “cermin” yang dapat digunakan sebagai bahan menganali diri sendiri, sebagai bahan introspeksi, sebagai bahan refleksi, dan sebagai bahan dasar dalam mengembangkan kemampuan berkuminikasinya, bagi laki-laki, pemahaman terhadap bahasa perempuan diharapkan dapat memberikan informasi yang penting tentang rahasia-rahasia perempuan-berupa ideology yang akan selalu diperjuangkan perempuan, baik eksplisit maupun implisit-yang muncul dalam ujaran perempuan. Pada tahap selanjutnya, kekerasan simbolik yang sering terjadi dalam komunikasai lintas gender dapat diminimalkan. Komunikasi lintas gender lebih berupa relasi solidaritas daripada relasi kekuasaan.
Bagi Pemerhati Permpuan
            Hasil pemahaman terhadap bahasa perempuan diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pemahaman para analis dan pemerhati perempuan tentang rahasia-rahasia yang tersembunyi dalam bahasa perempuan, terutama persoalan ideology yang diperjuang-kannya. Dengan pemahaman yang tepat, para analis dan pemerhati perempuan dapat memberikan tanggapan dan apresiasi secara tepat terhadap perempuan Indonesia.

Bagi pengembangan Ilmu Bahasa
            Pemahaman terhadap bahasa perempuan diharapkan dapat memberikan sumbangan, tambahan, dan bandingan kepada teori-teori: linguistic, sosiololinguistik, analisis wacana, analisis percakapan, etnometodologis, dan pragmatic, terutama topic-topik yang berkenaan dengan (1) gaya atau ragam (style) dan register, (2) prinsip dan maksim percakapan, (3) penggunaan bahasa untuk lingkup professional dan pekerjaan, (4) penggunaan bahasa untuk tujuan khusus, (5) penggunaan bahasa dalam komunikasi berbasis gender, (6) hubungan antara bahasa dan ideologi. Hasil penelitian terhadap konstruksi ideologi dalam bahasa perempuan dengan menggunakan perspektif “teori bahasa kritis” ini diharapkan dapat mengisi celah-celah kajian yang sudah dilakukan antara lain oleh Coates (1986),Cameron (1995), Mills (1995), dan Eckerr & McConnell-Giner(2003). Secara umum mereka berpandangan bahwa ada interrelasi yang amat rumit dalam hubungan antara bahasa dan gender. Dalam bahasa perempuan, relasi-relasi lingual bukan relasi kebahasaan semata-mata. Akan tetapi, relasi lingual dalam bahasa/wacana perempuan jauh lebih kompleks memasuki hiruk-pikuk relasi-relasi ideology dan kuasa yang pemahamannya perlu pengembangan ke ranah ekstralingual.

Bagi Pengembangan Bahasa Indonesia
            Pemahaman terhadap bahasa perempuan diharapkan akan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi untuk berbagai bidang kehidupan dan berbagai pertisipan. Bahasa Indonesia yang dikembangkan bukan hanya untuk fenomena komunikasi yang “komunikatif” dan “ideal” saja yang antarpertisipannya diasumsikan memiliki kekuasaan yang sederajat dan memiliki kesadaran rasional. Sebaliknya, bahasa Indonesia yang dikembangkan mencakup juga fenomena “kesenjangan komunikasi”, “ketimpangan komunikasi”, atau “ketidakidealan komunikasi” yang antarpartisipannya tidak memiliki kedudukan yang sederajat dan tidak memiliki kesadaran rasional yang sama. Komunikasi public yang nyata-kalau kita mau jujur-adalah komunikasi yang penuh dengan ketimpangan dan kesenjangan itu.

Bagi Pendidikan dan Pengajaran Bahasa Indonesia
            Hasil pemahaman terhadap bahasa perempuan diharapkan dapat didayagunakan dalam pelaksanaan pendidikan dan pengajaran bahasa Indonesia. Hasil kajian ini juga diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi penyusun kurikulum dan paket bahasa Indonesia agar memasukkan bacaan-bacaan yang ada di dalam buku paket bukan hanya tentang komunikasi yang “ideal” saja, tetapi juga komunikasi yang ”timpang” atau “bermasalah”, khususnya bacaan tentang komunikasi gender.

Refensi dari
Bahasa Perempuan (Sebuah Potret Ideologi Perjuangan), Anang Santoso

0 komentar:

Posting Komentar